Kamis, 22 Desember 2011

MEMBANGUN DAKWAH ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN

Kita tentu sudah tidak perlu berdebat tentang pengertain dakwah, apakah bil qalam, bil lisan atau bil hal. Karena ketiganya tentu memiliki posisi dan kepentingan yang berbeda-beda. Mungkin juga tidak lagi mana yang lebih efektif antara satu dengan lainnya. Biarkan kajian-kajian konseptual yang akan membendah tentang hal ini. Kepentingan kita yang paling mendasar adalah bagaimana dakwah itu bisa menjadi instrumen bagi peningkatan religiositas di masyarakat kita.

Akhir-akhir ini kita agak risau yang disebabkan oleh semakin merebaknya kekerasan atas nama agama. Ada sejumlah kekerasan social yang jika dilacak secara mendasar disebabkan oleh factor agama. Kekerasan terhadap kelompok-kelompok minoritas terjadi di banyak tempat. Tentu saja ini akan membawa konsekuensi bahwa agama Islam yang kita dakwahkan ini lalu dianggap sebagai agama yang tidak toleran, mau menang sendiri dan bahkan agama yang tidak mengembangkan perdamaian dan ketaraturan social.

Padahal agama kita ini sesungguhnya memiliki konsep yang sangat indah, yaitu ukhuwah Islamiyah, ukhuwah basyariyah dan bahkan ukhwah wathoniyah. Jika ukhuwah Islamiyah didasarkan atas kesamaan agama (Islam), sehingga setiap muslim adalah saudara, maka juga memiliki konsep ukhuwah basyariyah atau persaudaraan berbasis kemanusiaan, sehingga sesame manusia sesungguhnya adalah bersaudara. Dan kemudian juga persaudaraan berbasis kebangsaan, sehingga sesama bangsa adalah bersaudara.

Tantangan dakwah Islam memang sungguh sangat bervariasi. Tidak hanya aspek ekonomi, social dan budaya akan tetapi juga kekerasan agama. Dewasa ini sedang terjadi gerakan-gerakan kekerasan agama di banyak tempat. Ada sejumlah kekerasan yang difasilitasi oleh agama. Makanya, persoalan kekerasan agama ini, akan menjadikan Islam sebagai tertuduh.

Penafsiran agama yang bercorak tunggal, seperti yang dilakukan oleh sekelompok penganut agama Islam, sepeti sekarang ini dalam banyak hal justru akan membuat konstruksi social bahwa Islam itu eksklusif. Islam sebagai agama yang mengembangkan kekerasan untuk kepentingan agama saja. Sehingga kemudian akan memunculkan image bahwa Islam itu agama yang mau menang sendiri.

Dakwah dalam coraknya yang rahmatan lilalamin yang sesungguhnya secara historis mewarnai perjalanan kehidupan masyarakat bangsa Indonesia dengan keanekaragamannya. Pluralitas dan multikulturalitas merupakan bagian tidak terpisahkan dari kehidupan ini, bahkan keduanya merupakan sunnatullah yang mesti terjadi. Maka, ketika kemudian ada usaha –melalui dakwah—untuk menihilkan mereke semuanya, saya rasa ini bukanlah dakwah secara substansial. Sebab dakwah mestilah membangun masyarakat bangsa berdasar atas pluralitas dan multikulturalitas tersebut.

Dakwah Islam tentu saja harus ditegakkan. Tidak boleh sedikitpun bergeser menjadi lemah. Maka dakwah Islam hakikatnya adalah mempertahankan terhadap keberagamaan masyarakat agar jangan sampai mereka kemudian dimasuki oleh berbagai unsure lain yang bertentangan dengan misi dakwah itu, yaitu menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin, yang afsyus salam.

Makanya, tantangan dakwah ke depan adalah bagaimana agar ke depan tetap sebagai wahana membangun ukhuwah Islamiyah, membangun ukhuwah basyariyah dan membangun ukhuwah wathoniyah. Agar bisa terbangun hal tersebut, maka yang sangat penting adalah mengembangkan kesetaraan kehidupan seperti kesetaraan ekonomi, kesetaraan perlakuan politik dan juga kesetaraan keadilan.

Melalui keterlibatan dakwah dalam berbagai proyek pengembangan masyarakat berbasis ekonomi, social dan politik, maka ke depan akan diperoleh kesepahaman bahwa menjadi muslim itu tidak identik dengan kemiskinan, dan tidak sama dengan orang yang terpinggirkan.

Jadi, dakwah harus menguatkan dan memberdayakan masyarakat agar tidak tertarik dengan berbagai macam propaganda yang justru tidak menguntungkan Islam itu sendiri.

Wallahu a’lam bi al shawab


BY : MAHENRA HARAHAP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hidupkan dakwah dikampus antum, atau antum lebih baik merasa tanpa dakwah.. wallahu a'lam