Senin, 19 Desember 2011

OPTIMALISASI DAKWAH KAMPUS

Kaum muslimin saat ini berada dalam ujian yang sangat berat. Pemahaman kaum muslimin tentang Islam berangsur-angsur dan secara perlahan menuju ke titik terlemah. Ajaran-ajaran Islam banyak yang menjadi sekedar teori. Ajaran Islam hanya dijadikan bahan studi di dalam bangku sekolah dan Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta dan itu pun sangat sedikit diajarkan. Sedangkan di tempat studi lain Islam hanya dikaji kemudian dimasukkan sebagai bahan di dalam skripsi, tesis maupun disertasi untuk mencapai kelulusan suatu jenjang kependidikan.

Sebagian besar masyarakat (umat islam) telah mengalami gejala pendangkalan aqidah hukum Islam. Kebenaran tak terlihat menjadi suatu kebenaran lagi, sedangkan sebaliknya, kemunkaran mulai dianggap sebagai sesuatu yang benar. Banyak sekali contoh kemungkaran yang dianggap kewajaran yang terjadi, di antaranya yang paling banyak bersinggungan dengan mahasiswa dalam lingkungan kampus khususnya, yaitu: pacaran. Pacaran kini menjadi suatu yang lumrah di mata masyarakat, tidak ada kontrol masyarakat, masyarakat umum terkesan membolehkan berkhalwat yang jelas-jelas terdapat dalam aktivitas berpacaran. Hal ini secara tidak langsung dapat diartikan tanda izin para pelaku pacaran untuk mendekati zina. Sungguh teriris hati ini melihat hal itu. Yang akan timbul dalam benak kita sekarang

Data tentang tingginya angka aborsi di Indonesia lebih mengiris hati lagi. Aborsi sebagai cerminan dunia seks bebas semakin menunjukan peningkatan jumlah. Departemen kesehatan menyebutkan bahwa kasus aborsi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Korban aborsi tahun 2006 sekitar 2 juta jiwa kemudian di tahun 2007 naik menjadi 2,3 juta (m.depkes.go.id). Padahal angka tersebut adalah angka yang dilaporkan, sementara mungkin, bahkan pasti jauh lebih banyak lagi kasus aborsi pada kenyataannya di Indonesia. Tsumma na’udzu billah. Sekali lagi: dimanakah peranan Aktivis Dakwah Kampus (ADK) dengan Lembaga Dakwah Kampusnya dalam hal ini?

Pengaruh dari luar sebagai penyebab terjadinya pendangkalan aqidah umat salah satunya berasal dari media. Masyarakat diracuni oleh media. Media, khususnya televisi, menayangkan banyak program yang tidak mendidik. Budaya pacaran seolah menjadi “program suplemen pencuci otak” yang wajib tayang setiap hari di televisi. Hasilnya, pemikiran Islam yang dimiliki umat menjadi remang-remang. Sekedar contoh, di sebuah stasiun televisi swasta, ada program yang dirancang untuk mempertemukan dua remaja berlawanan jenis yang kelak menjadi pacar. Di stasiun TV lainnya ada sebuah program berpacaran (dalam artian perbuatan mendekati zina) yang justru diasosiasikan dengan heroisme, yaitu dengan menyebut para pelakunya (para pemburu pacar) sebagai “pejuang”. Dan bahkan para “pejuang” ini mendapat hadiah berupa uang tunai yang menggiurkan anak-anak remaja. Perilaku para “pejuang” ini disaksikan oleh banyak remaja, sehingga menjadi contoh bagi mereka. Di stasiun TV lainnya, ada program perjodohan yang tidak islami, sang pencari jodoh ketika mendapatkan pasangannya diharuskan melakukan “dating” setelah cocok maka akan dilanjutkan ke pelaminan. Padahal dalam Islam sudah ada sarana yang mendukung untuk mengenal calon suami/istri, yaitu dengan ta’aruf. Dan (sekali lagi) dimanakah kontribusi ADK dengan Lembaga Kampus dalam hal ini?

Kurang bijak bila kita hanya menyalahkan Lembaga Dakwah Kampus yang tidak dapat optimal dalam menjalankan fungsinya. Lembaga Dakwah Kampus hanya merupakan salah satu wadah/media untuk berkumpul dan bekerja samanya para Da’i muda (mahasiswa) sehingga tercapainya sebuah tujuan yang mulia. Kurang bijak pula bila hanya mengandalkan para ADK untuk menjadikan lingkungan kampus yang islami. Perlu adanya pemahaman bersama tentang dakwah islamiyah antar komponen di dalam masyarakat. Tulisan ini akan sedikit memaparkan solusi konkret ADK dalam menyelesaikan problematika umat saat ini. Dengan membaca tulisan ini semoga dapat membuka pikiran kita. Amien.

Dakwah Merupakan Solusi

Adalah dakwah sebagai jalan untuk mengajak manusia ke jalan yang benar. Jalan yang diridhoi Allah. Islam mengajarkan para pemeluknya baik kaum muslimin dan muslimat. Seruan untuk mengemban dakwah bersifat umum, tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan permpuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. At-Taubah: 71)

Dakwah dalam bahasa Arab berasal dari da’aa – yad’uu – da’watan yang berarti menyeru atau mengajak. Dakwah merupakan upaya untuk menyeru manusia kepada jalan Islam hingga mereka keluar dari kegelapan.

”Serulah manusia ke jalan Rabb-mu (Allah) dengan jalan hikmah (hujjah) dan nasihat yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS An-Nahl: 125).

Sebagai seorang mukmin, tentunya tergetar hati kita ketika mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk berdakwah,

”Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lainnya. Mereka menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah dan sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS At-Taubah: 71)

Semua ayat itu menegaskan perintah Allah SWT kepada kaum Muslim dan mukmin untuk melaksanakan dakwah. Bahkan, Allah SWT dalam ayat-ayat tadi menyatakan amar ma’ruf nahi munkar atau dakwah tersebut merupakan karakter orang-orang beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Perintah dakwah ini hukumnya wajib. Hal ini sebagaimana bisa kita lihat dalam peristiwa ketika Abu Thalib, paman Rasulullah SAW, diminta pembesar-pembesar Quraisy untuk membujuk Rasulullah SAW agar menghentikan aktivitas dakwahnya.
Dengan tegas Rasulullah SAW menjawab,

”Wahai paman, demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan persoalan ini hingga Allah memenangkan perkara ini atau aku mati karenanya, niscaya aku tidak meninggalkan persoalan ini. Dan demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian (memiliki dua pilihan, yaitu) benar-benar memerintah berbuat makruf (amar ma’ruf) dan melarang berbuat mungkar (nahi munkar), ataukah Allah akan mendatangkan siksa dari sisi-Nya yang akan menimpa kalian. Kemudian setelah itu kalian berdoa, maka doa itu tidak akan dikabulkan.” (HR Tirmidzi).

Hadis tersebut memberikan dua pilihan, berdakwah ataukah azab serta tidak terkabulnya doa. Padahal, Allah SWT telah berjanji untuk mengabulkan setiap doa dan tiada azab kecuali siksa. Artinya, siapa pun yang meninggalkan dakwah akan mendapatkan siksa dan doanya tidak terkabul. Hal ini menunjukkan bahwa berdakwah itu hukumnya wajib. Begitu pula Allah SWT menegaskan bahwa siapa pun yang tidak mendakwahi orang zalim akan ditimpa siksaan yang bukan hanya menimpa orang zalim itu saja. Ini berarti bahwa mencegah kezaliman dengan jalan berdakwah merupakan perkara yang wajib. Sebab, membiarkan kezaliman berarti menyerahkan dirinya untuk disiksa bersama dengan orang-orang zalim tersebut

Sebagai mahasiswa muslim, kita juga terbebani hukum wajibnya berdakwah bukan karena status mahasiswa kita akan tetapi status sebagai muslim yang mewajibkan hal tersebut. Salah satu jalan dakwah yang bisa ditempuh yaitu berdakwah di kampus atau istilah populernya “Dakwah Kampus” dan kita akan disebut sebagai “Aktivis Dakwah Kampus” dalam penyebutan di media.

Dakwah Kampus merupakan salah satu bagian dari dakwah secara umum. Dakwah ini mengkhususnya para aktivisnya untuk bergerak dalam sebuah miniatur masyarakat kecil yang bernama masyarakat kampus. Dalam menjalankan perannya, Dakwah Kampus memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan dakwah di wilayah lain. Dengan kata lain, pola Dakwah Kampus tentu akan berbeda dengan pola di Dakwah Remaja Masjid, atau pada Dakwah di Perkantoran, dan sebagainya. Dakwah Kampus bersifat terbuka, berorientasi kepada rekruitmen dakwah di kalangan civitas akademika secara umum, dan aktivitasnya dapat dirasakan oleh lingkungan (dosen, karyawan dan warga sekitar) dengan tujuan terciptanya lingkungan kampus yang islami yang akan menjadi cikal bakal menuju kebangkitan Islam secara hakiki.

Di bawah ini merupakan langkah untuk menyelesaikan problem yang ada:

1.

Optimalisasi Diri

*

Meneladani Nabi Muhammad Rasulullah

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut (nama) Allah” (QS. Al-Ahzab :21)

Rasulullah SAW adalah orang yang pertama kali menerapkan Islam secara total. Ia mendapat bimbingan dan pengarahan langsung dari Allah melalui wahyuNya. Maka, tidak ada seorangpun yang lebih mengetahui dan memahami Islam selain Rasulullah SAW. Karena itu beliaulah satu-satunya yang pantas menjadi teladan dan panutan orang-orang yang mengharap rahmat Allah pada hari akhir dan bagi mereka yang ingin melaksanakan kewajiban Islamnya dengan benar.

Mentaati dan meneladani Rasulullah SAW, sebenarnya adalah mentaati Allah dan beribadah kepadaNya. Dan mentaati serta beribadah kepada Allah dilakukan dengan jalan mentaati RasulNya. Karena segala apa yang dibawa dan diserukan Rasulullah SAW adalah pengarahan dan bimbingan Allah SWT.

“Dan tiadalah yang diucapkan itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)”. (QS. An-Najm: 3-4)

Sangatlah tidak mungkin apabila seseorang beribadah dan melakukan aktivitas Islam tanpa mengikuti dan mencontoh apa yang telah Rasulullah SAW lakukan. Tidak ada satu aktivitas di dalam menjalankan kehidupan ini tanpa ada contoh dari Rasulullah SAW. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali semua diatur dan diberikan contohnya oleh Rasulullah SAW. Sehingga sangat aneh apabila ada orang yang mengingkari sunnah Rasulullah, untuk itu Rasulullah memberikan pernyataan yang sangat tegas yang tertuang di dalam hadistnya :

Dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Semua ummatku akan masuk surga, kecuali yang membangkang “. Sahabat bertanya : ” Siapa yang membangkang wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab : “Yang mentaatiku akan masuk surga, dan yang bermaksiat kepadaku berarti ia telah membangkang” (HR. Bukhari)

*

Berprestasi Akademik

Hal ini akan memudahkan kita untuk dapat melakukan dakwah, melalui teman-teman yang bertanya atau berdiskusi tentang mata kuliah kepada kita. Selain itu, kita dapat mengopinikan bahwa aktivitas.dakwah kita tidak mengganggu aktivitas kuliah, bahkan sangat mendukung.

*

Istiqomah dan Tekun

Dalam kegiatan dakwah maupun kuliah. Ini penting agar setiap kegiatan yang kita ikuti tidak sia-sia. Artinya saat kuliah kita betul-betul kuliah dan saat berdakwah kita betul-betul berdakwah. Peran kita sebagai mahasiswa saat kuliah harus bisa dijalankan dengan baik. Begitu juga peran kita sebagai da’i ketika berdakwah harus bisa dijalankan dengan baik pula. Tidak mungkin kita bisa mencapai hasil yang maksimal dalam perkuliahan jika pikiran dan perhatian kita tidak fokus saat mata kuliah diberikan. Begitu pula ketika berdakwah, hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan dakwah harus dijauhkan dari pikiran kita. Seperti yang diungkapkan dalam sebuah hadits,

“Allah menyukai hamba-Nya yang memilih sebuah pekerjaan dan menekuninya.”

1.

Optimalisasi Peran Lembaga Dakwah Kampus

*

Sebagai Basis Pembinaan Umat

Lembaga Dakwah Kampus berperan aktif sebagai media untuk membina generasi penerus Islam (mahasiswa) sehingga mempunyai kepribadian Islam. Mahasiswa sebagai Agent of Change bukan hanya dijadikan slogan semata tetapi juga harus direalisasikan. Agen perubahan dalam kebaikan tentunya yaitu perubahan kehidupan kampus pada khususnya dan kehidupan bermasyarakat pada umumnya menjadi kehidupan yang islami. Pembinaan harus dapat dimanajemen dengan baik sehingga tujuan dapat dicapai secara maksimal. Departemen yang bertanggung jawab dalam masalah kaderisasi dan pembinaan dapat menyusun agenda atau jadwal pembinaan baik secara individu melalui halaqah, liqo’, ta’lim, dsb atau secara kelompok melalui pengajian umum, istoghotsah, seminar, dsb. Pembinaan ini dikhususkan untuk para ADK namun tidak menutup kemungkinan di kemudian hari cita-cita semua mahasiswa muslim dalam kampus bisa ikut terlibat dalam kegiatan pembinaan secara intensif. Setelah lulus dari perkuliahan, aktivitas dahwah seorang mantan aktivis dakwah kampus tidak akan pernah padam bahkan akan semakin berkembang. Diharapkan para alumni dapat membantu adik-adik ADKnya dalam menjalankan dakwah mereka secara nyata dengan mengawasi dan menjadi badan pertimbangan atau sejenisnya dalam Lembaga Dakwah kampus.

*

Sebagai Media Penyebaran Opini/Syiar Pemikiran Islam

Opini memegang peranan penting dalam upaya menegakkan agama Allah. Islam merupakan rahmatan lil ‘alamin, perlu opini untuk menyampaikan itu. Opini bahwa Islam sebagai “way of life.” Dewasa ini opini yang cenderung menyudutkan Islam sebagai agama yang keras lebih gencar berseliweran dalam media. ADK dengan Lembaga Dakwahnya seharusnya dapat meng-counter opini yang menjelek-jelekan Islam.

Oleh karena itu syiar dalam mengkampanyekan kemuliaan Islam harus terus dilakukan secara rutin. Sarana-sarana syiar untuk ini cukup banyak, misalnya majalah, website, blog, mading, perpustakaan, peringatan hari besar Islam, tabligh akbar, dan sebagainya.

3. Eratkan Ukhuwah Antar Dakwah Kampus

Lembaga dakwah kampus sudah seharusnya disetting untuk dapat menaungi kegiatan dakwah yang ada dalam kampus. Kita tidak bisa menghindari perbedaan “pandangan” antar aktivis karena kampus berisi orang-orang yang berpendidikan sehingga akan berpotensi untuk terjadi perbedaan. Ketika ada pandangan yang berakar kuat dan sulit untuk dipahamkan maka potensi perpecahan dalam umat sendiri akan terjadi. Apa yang terjadi jika kita sesama umat Islam saling bercerai berai hanya karena perbedaan tersebut. Apa lagi pada saat ini beredar adanya isu teroris yang masuk kalangan aktivis. Jika isu ini tidak ditindak lanjuti oleh para aktivis dakwah kampus secara keseluruhan, maka tujuan mulia dari dakwah itu sendiri akan terhambat atau justru malah gagal ditengah perjalanan.

Untuk itu sudah saatnya lembaga dakwah kampus menjadi sarana bersama bagi semua aktivis dakwah yang masih mengakui Al Qur’an dan As- Sunah sebagai pedomannya. Bukan saatnya dakwah kampus hanya terlihat bergerak untuk kepentingan tertentu, yang bukan untuk kepentingan umat Islam secara keseluruhan. Saatnya Lembaga Dakwah Kampus yang sudah bisa menyatukan semua elemen aktivis dakwah tampil sebagai promotor. Ini demi kepentingan bersama dalam syiar kampus. Jika lembaga dakwah kampus masih saja berkutik pada permasalahan bahwa ini aktivis dakwah dari A, ini dari B, maka bersiaplah menerima perpecahan dalam kampus itu sendiri. Bersiaplah menerima hambatan dari saudara sendiri. Saatnya para aktivis dakwah kampus bersatu dalam membicarakan masalah umat, bukan membicarakan masalah kepentingan. Dengan begitu perjuangan yang dilakukan untuk Islamisasi kampus insyaAlloh akan tercapai.

Khatimah

Islam bukanlah agama ritual semata, melainkan sebuah ideologi. Sebagai sebuah ideologi yang shahih, tentu Islam memiliki cara-cara yang lengkap untuk mengatasi berbagai problematika manusia. Dari pembahasan ini, tampak bagaimana kehandalan Islam dalam mengatasi problem dalam kehidupan di kampus. Apabila saat ini kita menyaksikan banyak kemaksiatan semakin dilegalkan.

“Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Qs. Thahâ [20]: 124).

“Dan barangsiapa menta’ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya” (An-Nisa’: 69).

Jika demikian halnya, masihkah umat ini tetap rela hidup tanpa syariat Islam? Mari Optimalisasikan lembaga Dawah Kampus untuk tegaknya Islam. Sebenarnya semua potensi untuk menyelesaikan problematika umat saat ini sudah ada. Pilihan ada di tangan kita. Allahu Akbar!!!

BY : M A H E N D R A H A R A H A P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

hidupkan dakwah dikampus antum, atau antum lebih baik merasa tanpa dakwah.. wallahu a'lam